Candil, Astuti (Ost.Red Cobex-Millionaires Club)

Candil, Astuti (Ost.Red Cobex-Millionaires Club)

Lagu “Astuti” yang sebelumnya terkenal dibawakan oleh alm. Gito Rollies, kali ini dibawakan kembali oleh Candil, mantan vokalis Seurieus. Dengan bantuan Boris Simanjuntak (gitaris The Flowers) sebagai arranger, Candil sukses membawakan lagu ini dengan karakternya sendiri tanpa menghilangkan nafas rock yang memang sudah menjadi basic lagu ini. Dengarkan pula bagaimana para personil The Flowers lainnya mengisi porsi instrumen di sini. Musik yang serius; namun tetap juga terasa jenaka tanpa harus menjadi konyol.

Dian Dipa Chandra a.k.a CANDIL , Bandung, 25 Agustus 1974

Lahir dan besar di Bandung, hingga lulus dari Fakultas Seni Rupa ITB pada tahun 1998. Sebagai Sarjana Desain Komunikasi Visual, Candil mulai menjajaki kesempatan untuk bekerja di Jakarta dan mengaplikasikan ilmu desain grafis yang telah dimilikinya. Pernah bekerja sebagai creative di Bank Bali dan beberapa Advertising Agency seperti Cabe Rawit, BBDO Komunika, Cakrawara Ad serta menjadi illustrator untuk majalah COSMOPOLITAN dan CosmoGirl.

Kesibukan yang dijalani sebagai Art Director dan Illustrator selama 4 tahun ternyata tidak mengalihkan ataupun mengurangi Passion terhadap musik rock yang telah ada sejak usia belasan tahun. Musik Rock mulai menggoda Candil kecil ketika melihat penampilan Gito Rollies, Harry Mukti, Nicky Astria, God Bless di TV. Ketika SMP Candil mulai mendengarkan Queen dan Motley Crue, Guns N Roses adalah kaset Rock pertama nya yang dibeli dengan uang sendiri.

Pada tahun 1994, bersama dengan teman-teman FSRD ITB, terbentuklah SEURIEUS…sebuah band dengan konsep bermusik yang sarat dengan hiburan yang kreatif dan atraktif. Pada saat itu Seurieus beranggotakan seluruh mahasiswa/i Seni Rupa angkatan thn 1993. Di sinilah Candil mulai merasakan “Bahagia tampil di panggung”. Pada masa 1994 – 1998, Seurieus sempat merajai panggung pensi SMA dan universitas-universitas di Bandung.

Seiring berjalannya waktu dan kesibukan dari anggota SEURIEUS lainnya, maka SEURIEUS mengalami mati suri. Namun passion Candil terhadap musik tidak bisa dihindari, sehingga ia tetap konsisten dan yakin bahwa ada masa depan untuk Seurieus, karena Seurieus is different.

Setelah berhasil membujuk 4 personil lain untuk hijrah ke Jakarta, Candil mulai mengumpulkan materi dan menyiapkan album pertama Seurieus. Proses yang dilalui setelah demo album pertama tentunya tidak mudah dan tidak cepat. Namun setelah penampilan Seurieus di MTV Awards pada tahun 2002, jalan terbuka lebih lebar hingga kemudian Musica Studios mengajak untuk bekerja sama.

Pada tahun 2004, album Rocker Juga Manusia di release, dan mendapat respon yang sungguh tidak diduga sebelumnya. Rocker Juga Manusia menjadi hits dan mendapat penghargaan pada MTV Awards dan SCTV Music Award.

Bersama dengan Seurieus, Candil berkarya dan telah melahirkan 4 album hingga tahun 2008. Ketika sudah tidak terdapat kesamaan visi dalam bermusik dengan personil lain, maka dengan berat hati Candil memutuskan untuk keluar dari Seurieus pada bulan September 2009.

Lagu “Astuti” yang sebelumnya terkenal dibawakan oleh alm. Gito Rollies, kali ini dibawakan kembali oleh Candil, mantan vokalis Seurieus. Dengan bantuan Boris Simanjuntak (gitaris The Flowers) sebagai arranger, Candil sukses membawakan lagu ini dengan karakternya sendiri tanpa menghilangkan nafas rock yang memang sudah menjadi basic lagu ini. Dengarkan pula bagaimana para personil The Flowers lainnya mengisi porsi instrumen di sini. Musik yang serius; namun tetap juga terasa jenaka tanpa harus menjadi konyol.

Dian Dipa Chandra a.k.a CANDIL , Bandung, 25 Agustus 1974

Lahir dan besar di Bandung, hingga lulus dari Fakultas Seni Rupa ITB pada tahun 1998. Sebagai Sarjana Desain Komunikasi Visual, Candil mulai menjajaki kesempatan untuk bekerja di Jakarta dan mengaplikasikan ilmu desain grafis yang telah dimilikinya. Pernah bekerja sebagai creative di Bank Bali dan beberapa Advertising Agency seperti Cabe Rawit, BBDO Komunika, Cakrawara Ad serta menjadi illustrator untuk majalah COSMOPOLITAN dan CosmoGirl.

Kesibukan yang dijalani sebagai Art Director dan Illustrator selama 4 tahun ternyata tidak mengalihkan ataupun mengurangi Passion terhadap musik rock yang telah ada sejak usia belasan tahun. Musik Rock mulai menggoda Candil kecil ketika melihat penampilan Gito Rollies, Harry Mukti, Nicky Astria, God Bless di TV. Ketika SMP Candil mulai mendengarkan Queen dan Motley Crue, Guns N Roses adalah kaset Rock pertama nya yang dibeli dengan uang sendiri.

Pada tahun 1994, bersama dengan teman-teman FSRD ITB, terbentuklah SEURIEUS…sebuah band dengan konsep bermusik yang sarat dengan hiburan yang kreatif dan atraktif. Pada saat itu Seurieus beranggotakan seluruh mahasiswa/i Seni Rupa angkatan thn 1993. Di sinilah Candil mulai merasakan “Bahagia tampil di panggung”. Pada masa 1994 – 1998, Seurieus sempat merajai panggung pensi SMA dan universitas-universitas di Bandung.

Seiring berjalannya waktu dan kesibukan dari anggota SEURIEUS lainnya, maka SEURIEUS mengalami mati suri. Namun passion Candil terhadap musik tidak bisa dihindari, sehingga ia tetap konsisten dan yakin bahwa ada masa depan untuk Seurieus, karena Seurieus is different.

Setelah berhasil membujuk 4 personil lain untuk hijrah ke Jakarta, Candil mulai mengumpulkan materi dan menyiapkan album pertama Seurieus. Proses yang dilalui setelah demo album pertama tentunya tidak mudah dan tidak cepat. Namun setelah penampilan Seurieus di MTV Awards pada tahun 2002, jalan terbuka lebih lebar hingga kemudian Musica Studios mengajak untuk bekerja sama.

Pada tahun 2004, album Rocker Juga Manusia di release, dan mendapat respon yang sungguh tidak diduga sebelumnya. Rocker Juga Manusia menjadi hits dan mendapat penghargaan pada MTV Awards dan SCTV Music Award.

Bersama dengan Seurieus, Candil berkarya dan telah melahirkan 4 album hingga tahun 2008. Ketika sudah tidak terdapat kesamaan visi dalam bermusik dengan personil lain, maka dengan berat hati Candil memutuskan untuk keluar dari Seurieus pada bulan September 2009.

Lagu “Astuti” yang sebelumnya terkenal dibawakan oleh alm. Gito Rollies, kali ini dibawakan kembali oleh Candil, mantan vokalis Seurieus. Dengan bantuan Boris Simanjuntak (gitaris The Flowers) sebagai arranger, Candil sukses membawakan lagu ini dengan karakternya sendiri tanpa menghilangkan nafas rock yang memang sudah menjadi basic lagu ini. Dengarkan pula bagaimana para personil The Flowers lainnya mengisi porsi instrumen di sini. Musik yang serius; namun tetap juga terasa jenaka tanpa harus menjadi konyol.

Dian Dipa Chandra a.k.a CANDIL , Bandung, 25 Agustus 1974

Lahir dan besar di Bandung, hingga lulus dari Fakultas Seni Rupa ITB pada tahun 1998. Sebagai Sarjana Desain Komunikasi Visual, Candil mulai menjajaki kesempatan untuk bekerja di Jakarta dan mengaplikasikan ilmu desain grafis yang telah dimilikinya. Pernah bekerja sebagai creative di Bank Bali dan beberapa Advertising Agency seperti Cabe Rawit, BBDO Komunika, Cakrawara Ad serta menjadi illustrator untuk majalah COSMOPOLITAN dan CosmoGirl.

Kesibukan yang dijalani sebagai Art Director dan Illustrator selama 4 tahun ternyata tidak mengalihkan ataupun mengurangi Passion terhadap musik rock yang telah ada sejak usia belasan tahun. Musik Rock mulai menggoda Candil kecil ketika melihat penampilan Gito Rollies, Harry Mukti, Nicky Astria, God Bless di TV. Ketika SMP Candil mulai mendengarkan Queen dan Motley Crue, Guns N Roses adalah kaset Rock pertama nya yang dibeli dengan uang sendiri.

Pada tahun 1994, bersama dengan teman-teman FSRD ITB, terbentuklah SEURIEUS…sebuah band dengan konsep bermusik yang sarat dengan hiburan yang kreatif dan atraktif. Pada saat itu Seurieus beranggotakan seluruh mahasiswa/i Seni Rupa angkatan thn 1993. Di sinilah Candil mulai merasakan “Bahagia tampil di panggung”. Pada masa 1994 – 1998, Seurieus sempat merajai panggung pensi SMA dan universitas-universitas di Bandung.

Seiring berjalannya waktu dan kesibukan dari anggota SEURIEUS lainnya, maka SEURIEUS mengalami mati suri. Namun passion Candil terhadap musik tidak bisa dihindari, sehingga ia tetap konsisten dan yakin bahwa ada masa depan untuk Seurieus, karena Seurieus is different.

Setelah berhasil membujuk 4 personil lain untuk hijrah ke Jakarta, Candil mulai mengumpulkan materi dan menyiapkan album pertama Seurieus. Proses yang dilalui setelah demo album pertama tentunya tidak mudah dan tidak cepat. Namun setelah penampilan Seurieus di MTV Awards pada tahun 2002, jalan terbuka lebih lebar hingga kemudian Musica Studios mengajak untuk bekerja sama.

Pada tahun 2004, album Rocker Juga Manusia di release, dan mendapat respon yang sungguh tidak diduga sebelumnya. Rocker Juga Manusia menjadi hits dan mendapat penghargaan pada MTV Awards dan SCTV Music Award.

Bersama dengan Seurieus, Candil berkarya dan telah melahirkan 4 album hingga tahun 2008. Ketika sudah tidak terdapat kesamaan visi dalam bermusik dengan personil lain, maka dengan berat hati Candil memutuskan untuk keluar dari Seurieus pada bulan September 2009.