ANDIEN, Release Moving On (Album Kirana, Platinum Records)

ANDIEN, Release Moving On (Album Kirana, Platinum Records)

Andien merupakan salah seorang generasi muda penyanyi jazz wanita Indonesia. Memulai debutnya di tahun 2000 dengan album Bisikan Hati yang diproduseri oleh Elfa Secioria. Setelah menyeruak dunia musik Indonesia pada saat itu, ia kemudian kembali berkarya bersama Indra Lesmana dan Aksan Sjuman melalui album Kinanti di tahun 2002. Seiring dengan perjalanan kariernya, penghargaan demi penghargaan diraih. Hingga kemudian Andien bekerjasama dengan Tohpati untuk album Gemintang pada tahun 2005.

Andien selalu membuat album berdasarkan tahapan usia yang sedang ia jalani. Ia besar di ranah musik Indonesia, dan kita seolah melihat perkembangan dan perjalanannya dari waktu ke waktu hingga saat ini. Sebagai penyanyi jazz muda, ia sudah membuktikan banyak hal dengan keturutsertaannya berkolaborasi dengan musisi-musisi senior dari dalam maupun luar negeri. Dan kesetiaannya kepada warna musik itulah yang membuatnya selalu konsisten hingga saat ini.

Pada pertengahan tahun 2010 ini, Andien kembali akan meluncurkan albumnya yang berjudul Kirana. Diambil dari salah satu judul lagu di album ini, Kirana, dalam bahasa sansekerta berarti cahaya atau sinar. Sekian lama melalui proses pembuatan dan perenungan, Andien menganggap album ini sebagai cerminan hati dan pikirannya. Berharap setiap denting melodi dan tuturan katanya dapat menjadi kirana bagi para pendengar musik tanah air.

Pada album Kirana ini, tidak seperti di album-album sebelumnya, Andien memilih untuk bekerjasama dengan dua temannya, Nikita Dompas dan Rifka Rachman. Andien menganggap mereka adalah orang yang tepat di belakang layar pengerjaan album ini, karena selain berbakat, memiliki selera musik yang luar biasa, mereka juga merupakan teman Andien sejak kecil, sehingga benar-benar mengenal karakter Andien. Ini juga pertama kalinya Andien benar-benar terlibat langsung dalam produksi sebuah album. Mulai dari proses pemikiran, mencipta lagu, hingga mixing. Dan karena itu pulalah Andien memberanikan diri untuk banyak mengeksplorasi musik dan kemampuannya bernyanyi. Ia berkenalan dengan berbagai pengetahuan tentang musik dari proses ini. Jazzy and mature. Album Kirana ini adalah album yang sangat personal; melantun dari setiap sudut hati yang sarat makna.

“Mungkin pernah kumenangis, mungkin diriku pernah tersakiti.. Namun kini kukembali coba nikmati indahnya dunia. Bersama mentari kubernyanyi mewarnai hari-hari. Bersama pelangi kumenari menyambut bebasnya hati ini”Moving On

Sepenggal lirik dari single pertama dari album Kirana, berjudul Moving On. Berbagai peristiwa selama 5 tahun tanpa album, mewarnai hari-hari Andien. Setiap jatuh dan bangun, sedih dan tertawa, mimpi dan kecewa, kini Andien kembali memancarkan cahaya dan semangatnya untuk terus move on dan menikmati indahnya dunia. Berbekal semangat ini pulalah, Andien merasa harus membagi cerita dan cerianya kepada teman-temannya di luar sana. Tidak ada gunanya bersedih dan meratapi sesuatu, karena jalan masih panjang terbentang, matahari masih cerah bersinar, dan para sahabat masih menyungging senyuman. Lagu yang sangat upbeat dan ceria ini juga sangat unik dan segar. Dibalut dengan nuansa gospel, lengkap dengan choir dan brass, membuat lagu ini lain daripada yang lain. Dan itu menjadi salah satu alasan mengapa memilih Moving On ini sebagai single pertama, sederhana, karena Andien ingin mempersembahkan sesuatu yang beda kepada para pendengar musik Indonesia.

Kirana banyak bercerita mengenai cinta dalam berbagai keadaan dan terinspirasi dari orang-orang terdekat Andien. Ada 10 lagu yang akan menuturkan segaris cerita. Tiga di antaranya merupakan lagu lama yang diremake, yakni Bimbi (The Rollies), Keraguan (Edwin Saladin), dan Gemilang (Krakatau). Di sini, Andien membawakan lagu-lagu tersebut dengan sangat segar dan berkarakter. Tujuh lagu lainnya juga turut mewarnai dan memberikan kita inspirasi dan rasa yang begitu dalam: Pulang, Salahku, Kusadari, Kirana, Moving On, Cerita Kita, dan Cinta.

Kebanyakan dari lagu-lagu tersebut diciptakan oleh Nikita, Rifka, dan Andien sendiri. Tetapi selain itu, banyak juga melibatkan pencipta musik muda berbakat seperti Abdul, Cindy Bernadette, Abenk “Soulvibe”, Rieka Roslan, Ifa Fachir, dan Adrian Martadinata. Proses rekaman yang hampir seluruhnya dilakukan secara live ini selain melibatkan pemain band tetap Andien, seperti Rayendra Sunito, Bonar Abraham, Ali Akbar, serta Nikita Dompas dan Rifka Rachman sendiri, juga melibatkan musisi lainnya, seperti Barry Likumahuwa, Indra Lesmana, Aksan Sjuman, Harry Anggoman, Doni Soendjoyo, Sandy Winarta, The Cross, dan lainnya. Kerjasama Andien dengan musisi-musisi yang sangat luar biasa ini benar-benar menghasilkan musik yang indah. Kepuasan bahwa akhirnya album ini dapat mewakili setiap rasa dan pikirnya, membuat Andien ingin membaginya kepada anda semua.

Akhirnya, semoga Kirana benar-benar dapat menjadi cahaya yang akan menerangi dunia musik tanah air saat ini. Dan dengan bantuan teman-teman media sekalian, dunia musik akan terus berkembang. Tanpa rekan-rekan, setiap langkah akan terasa berat. Untuk itu, saya persembahkan, Kirana.

Lirik Lagu Andien – Moving On

Lirik Lagu Andien – Moving On

mungkin pernah ku menangis
mungkin diriku pernah tersakiti
namun diriku kini kembali
coba nikmati indahnya dunia
tiada lagi bayangan dirimu
yang selalu mencoba menahanku

reff:
bersama mentari ku bernyanyi
mewarnai hari-hari
bersama pelangi ku menari
menyambut bebasnya hati ini
tiada lagi yang mampu menghalangi
aku takkan berhenti melangkah
’cause i’m moving on

mungkin pernah ku menangis
mungkin diriku pernah tersakiti
(namun diriku kini kembali)
coba nikmati indahnya dunia
tiada lagi bayangan dirimu
yang selalu mencoba menahanku

repeat reff

ku percaya nanti kan ada saatnya
cinta kan datang padaku lagi

(bersama mentari ku bernyanyi
mewarnai hari-hari
bersama pelangi ku menari
menyambut bebasnya hati ini)

repeat reff

moving on, moving on, yeah, yeah

Candil, Astuti (Ost.Red Cobex-Millionaires Club)

Candil, Astuti (Ost.Red Cobex-Millionaires Club)

Lagu “Astuti” yang sebelumnya terkenal dibawakan oleh alm. Gito Rollies, kali ini dibawakan kembali oleh Candil, mantan vokalis Seurieus. Dengan bantuan Boris Simanjuntak (gitaris The Flowers) sebagai arranger, Candil sukses membawakan lagu ini dengan karakternya sendiri tanpa menghilangkan nafas rock yang memang sudah menjadi basic lagu ini. Dengarkan pula bagaimana para personil The Flowers lainnya mengisi porsi instrumen di sini. Musik yang serius; namun tetap juga terasa jenaka tanpa harus menjadi konyol.

Dian Dipa Chandra a.k.a CANDIL , Bandung, 25 Agustus 1974

Lahir dan besar di Bandung, hingga lulus dari Fakultas Seni Rupa ITB pada tahun 1998. Sebagai Sarjana Desain Komunikasi Visual, Candil mulai menjajaki kesempatan untuk bekerja di Jakarta dan mengaplikasikan ilmu desain grafis yang telah dimilikinya. Pernah bekerja sebagai creative di Bank Bali dan beberapa Advertising Agency seperti Cabe Rawit, BBDO Komunika, Cakrawara Ad serta menjadi illustrator untuk majalah COSMOPOLITAN dan CosmoGirl.

Kesibukan yang dijalani sebagai Art Director dan Illustrator selama 4 tahun ternyata tidak mengalihkan ataupun mengurangi Passion terhadap musik rock yang telah ada sejak usia belasan tahun. Musik Rock mulai menggoda Candil kecil ketika melihat penampilan Gito Rollies, Harry Mukti, Nicky Astria, God Bless di TV. Ketika SMP Candil mulai mendengarkan Queen dan Motley Crue, Guns N Roses adalah kaset Rock pertama nya yang dibeli dengan uang sendiri.

Pada tahun 1994, bersama dengan teman-teman FSRD ITB, terbentuklah SEURIEUS…sebuah band dengan konsep bermusik yang sarat dengan hiburan yang kreatif dan atraktif. Pada saat itu Seurieus beranggotakan seluruh mahasiswa/i Seni Rupa angkatan thn 1993. Di sinilah Candil mulai merasakan “Bahagia tampil di panggung”. Pada masa 1994 – 1998, Seurieus sempat merajai panggung pensi SMA dan universitas-universitas di Bandung.

Seiring berjalannya waktu dan kesibukan dari anggota SEURIEUS lainnya, maka SEURIEUS mengalami mati suri. Namun passion Candil terhadap musik tidak bisa dihindari, sehingga ia tetap konsisten dan yakin bahwa ada masa depan untuk Seurieus, karena Seurieus is different.

Setelah berhasil membujuk 4 personil lain untuk hijrah ke Jakarta, Candil mulai mengumpulkan materi dan menyiapkan album pertama Seurieus. Proses yang dilalui setelah demo album pertama tentunya tidak mudah dan tidak cepat. Namun setelah penampilan Seurieus di MTV Awards pada tahun 2002, jalan terbuka lebih lebar hingga kemudian Musica Studios mengajak untuk bekerja sama.

Pada tahun 2004, album Rocker Juga Manusia di release, dan mendapat respon yang sungguh tidak diduga sebelumnya. Rocker Juga Manusia menjadi hits dan mendapat penghargaan pada MTV Awards dan SCTV Music Award.

Bersama dengan Seurieus, Candil berkarya dan telah melahirkan 4 album hingga tahun 2008. Ketika sudah tidak terdapat kesamaan visi dalam bermusik dengan personil lain, maka dengan berat hati Candil memutuskan untuk keluar dari Seurieus pada bulan September 2009.

Lagu “Astuti” yang sebelumnya terkenal dibawakan oleh alm. Gito Rollies, kali ini dibawakan kembali oleh Candil, mantan vokalis Seurieus. Dengan bantuan Boris Simanjuntak (gitaris The Flowers) sebagai arranger, Candil sukses membawakan lagu ini dengan karakternya sendiri tanpa menghilangkan nafas rock yang memang sudah menjadi basic lagu ini. Dengarkan pula bagaimana para personil The Flowers lainnya mengisi porsi instrumen di sini. Musik yang serius; namun tetap juga terasa jenaka tanpa harus menjadi konyol.

Dian Dipa Chandra a.k.a CANDIL , Bandung, 25 Agustus 1974

Lahir dan besar di Bandung, hingga lulus dari Fakultas Seni Rupa ITB pada tahun 1998. Sebagai Sarjana Desain Komunikasi Visual, Candil mulai menjajaki kesempatan untuk bekerja di Jakarta dan mengaplikasikan ilmu desain grafis yang telah dimilikinya. Pernah bekerja sebagai creative di Bank Bali dan beberapa Advertising Agency seperti Cabe Rawit, BBDO Komunika, Cakrawara Ad serta menjadi illustrator untuk majalah COSMOPOLITAN dan CosmoGirl.

Kesibukan yang dijalani sebagai Art Director dan Illustrator selama 4 tahun ternyata tidak mengalihkan ataupun mengurangi Passion terhadap musik rock yang telah ada sejak usia belasan tahun. Musik Rock mulai menggoda Candil kecil ketika melihat penampilan Gito Rollies, Harry Mukti, Nicky Astria, God Bless di TV. Ketika SMP Candil mulai mendengarkan Queen dan Motley Crue, Guns N Roses adalah kaset Rock pertama nya yang dibeli dengan uang sendiri.

Pada tahun 1994, bersama dengan teman-teman FSRD ITB, terbentuklah SEURIEUS…sebuah band dengan konsep bermusik yang sarat dengan hiburan yang kreatif dan atraktif. Pada saat itu Seurieus beranggotakan seluruh mahasiswa/i Seni Rupa angkatan thn 1993. Di sinilah Candil mulai merasakan “Bahagia tampil di panggung”. Pada masa 1994 – 1998, Seurieus sempat merajai panggung pensi SMA dan universitas-universitas di Bandung.

Seiring berjalannya waktu dan kesibukan dari anggota SEURIEUS lainnya, maka SEURIEUS mengalami mati suri. Namun passion Candil terhadap musik tidak bisa dihindari, sehingga ia tetap konsisten dan yakin bahwa ada masa depan untuk Seurieus, karena Seurieus is different.

Setelah berhasil membujuk 4 personil lain untuk hijrah ke Jakarta, Candil mulai mengumpulkan materi dan menyiapkan album pertama Seurieus. Proses yang dilalui setelah demo album pertama tentunya tidak mudah dan tidak cepat. Namun setelah penampilan Seurieus di MTV Awards pada tahun 2002, jalan terbuka lebih lebar hingga kemudian Musica Studios mengajak untuk bekerja sama.

Pada tahun 2004, album Rocker Juga Manusia di release, dan mendapat respon yang sungguh tidak diduga sebelumnya. Rocker Juga Manusia menjadi hits dan mendapat penghargaan pada MTV Awards dan SCTV Music Award.

Bersama dengan Seurieus, Candil berkarya dan telah melahirkan 4 album hingga tahun 2008. Ketika sudah tidak terdapat kesamaan visi dalam bermusik dengan personil lain, maka dengan berat hati Candil memutuskan untuk keluar dari Seurieus pada bulan September 2009.

Lagu “Astuti” yang sebelumnya terkenal dibawakan oleh alm. Gito Rollies, kali ini dibawakan kembali oleh Candil, mantan vokalis Seurieus. Dengan bantuan Boris Simanjuntak (gitaris The Flowers) sebagai arranger, Candil sukses membawakan lagu ini dengan karakternya sendiri tanpa menghilangkan nafas rock yang memang sudah menjadi basic lagu ini. Dengarkan pula bagaimana para personil The Flowers lainnya mengisi porsi instrumen di sini. Musik yang serius; namun tetap juga terasa jenaka tanpa harus menjadi konyol.

Dian Dipa Chandra a.k.a CANDIL , Bandung, 25 Agustus 1974

Lahir dan besar di Bandung, hingga lulus dari Fakultas Seni Rupa ITB pada tahun 1998. Sebagai Sarjana Desain Komunikasi Visual, Candil mulai menjajaki kesempatan untuk bekerja di Jakarta dan mengaplikasikan ilmu desain grafis yang telah dimilikinya. Pernah bekerja sebagai creative di Bank Bali dan beberapa Advertising Agency seperti Cabe Rawit, BBDO Komunika, Cakrawara Ad serta menjadi illustrator untuk majalah COSMOPOLITAN dan CosmoGirl.

Kesibukan yang dijalani sebagai Art Director dan Illustrator selama 4 tahun ternyata tidak mengalihkan ataupun mengurangi Passion terhadap musik rock yang telah ada sejak usia belasan tahun. Musik Rock mulai menggoda Candil kecil ketika melihat penampilan Gito Rollies, Harry Mukti, Nicky Astria, God Bless di TV. Ketika SMP Candil mulai mendengarkan Queen dan Motley Crue, Guns N Roses adalah kaset Rock pertama nya yang dibeli dengan uang sendiri.

Pada tahun 1994, bersama dengan teman-teman FSRD ITB, terbentuklah SEURIEUS…sebuah band dengan konsep bermusik yang sarat dengan hiburan yang kreatif dan atraktif. Pada saat itu Seurieus beranggotakan seluruh mahasiswa/i Seni Rupa angkatan thn 1993. Di sinilah Candil mulai merasakan “Bahagia tampil di panggung”. Pada masa 1994 – 1998, Seurieus sempat merajai panggung pensi SMA dan universitas-universitas di Bandung.

Seiring berjalannya waktu dan kesibukan dari anggota SEURIEUS lainnya, maka SEURIEUS mengalami mati suri. Namun passion Candil terhadap musik tidak bisa dihindari, sehingga ia tetap konsisten dan yakin bahwa ada masa depan untuk Seurieus, karena Seurieus is different.

Setelah berhasil membujuk 4 personil lain untuk hijrah ke Jakarta, Candil mulai mengumpulkan materi dan menyiapkan album pertama Seurieus. Proses yang dilalui setelah demo album pertama tentunya tidak mudah dan tidak cepat. Namun setelah penampilan Seurieus di MTV Awards pada tahun 2002, jalan terbuka lebih lebar hingga kemudian Musica Studios mengajak untuk bekerja sama.

Pada tahun 2004, album Rocker Juga Manusia di release, dan mendapat respon yang sungguh tidak diduga sebelumnya. Rocker Juga Manusia menjadi hits dan mendapat penghargaan pada MTV Awards dan SCTV Music Award.

Bersama dengan Seurieus, Candil berkarya dan telah melahirkan 4 album hingga tahun 2008. Ketika sudah tidak terdapat kesamaan visi dalam bermusik dengan personil lain, maka dengan berat hati Candil memutuskan untuk keluar dari Seurieus pada bulan September 2009.

Jannu, Cinta Tak Cukup Satu (Alb.Free My Soul/Icon Music)

Jannu, Cinta Tak Cukup Satu (Alb.Free My Soul/Icon Music)

Belantika musik Indonesia kini semakin marak dengan berbagai macam jenis musik maupun musisi. Menjamurnya penyanyi pop baru yang lebih beruntung untuk unjuk gigi terlebih dahulu tidak mambuat gentar Icon Music & Management, yang notabene termasuk label baru, untuk memperkenalkan Jannu ke khalayak ramai.

Jannu, sosok yang benar-benar baru ini memang hanyalah orang biasa yang belum terdengar gaungnya, namun niatnya tulus untuk lebih memperkaya musik Indonesia dengan keunikannya. Musisi muda usia 23 tahun ini sudah mengabdikan hidupnya untuk musik sejak di bangku SMP. Tak pernah puas dengan belajar tentang vocal dan gitar sampai tak pernah puas ikut les musik dimana-mana. Bertemu dengan beberapa teman yang jatuh cinta pada seni musik, Sony J-rocks salah satunya, membuat Jannu semakin bersemangat. Bergulat dengan waktu dan beradu imajinasi membuat Sonny dan Jannu saling memahami satu sama lain bisa saling mengisi.

Setali tiga uang dengan Sony, Icon Music & Management menangkap kolaborasi keduanya sebagai hal yang menarik, lahirlah mini album solo perdana Jannu bertajuk “Free My Soul”. Mini album yang berisi 8 lagu ini didirect oleh Sony J-rocks bersama Bongki BIP. Dua musisi ini bisa menangkap isi kepala Jannu dan menuangkannya dalam sentuhan musik yang berbeda-beda di setiap lagunya. Dan Aquarius Musikindo pun membuka pintu lebar-lebar untuk mensupport distribusi album Jannu “Free My Soul”.

Sebagai single perdana, terpilih “Cinta Tak Cukup Satu”. Dari judulnya sudah bisa ditebak single ini tentang realita kehidupan manusia jaman sekarang, memfokuskan pada “kenakalan remaja” dalam artian “naughty” khas anak muda yang cenderung tak puas hanya dengan 1 (satu) cinta. Tengoklah lebih dalam, musiknya yang dikemas ringan dan ceria dengan dentingan piano yang tegas diadu dengan raungan gitar yang “ngerock” meskipun kontras namun justru member warna tersendiri. Sony J-rocks himself yang memainkan semua instrument dalam single ini, gebrakan drum yang disebutnya “aneh” ini menurutnya merupakan salah satu daya tarik single ini tidak akan membosankan. Bongki BIP pun ikut menyempurnakan single ini dengan polesan tangan dinginnya.

Icon Music & Management kembali mempercayakan pembuatan Video Clip-nya kepada Langit Cerah Production awal tahun 2010 di SPARKS studio Cijantung. Video klip simple bertema playboy ini selesai dalam 1 (satu) hari dengan mengambil 3 (tiga) orang model yaitu Aiu Ratna (ex vocalist Garasi) sebagai gadis gothic metropolitan, Lena Tan sebagai suster, dan Zenc Lotta sebagai gadis pekerja kantoran.

Jannu menterjemahkan imajinasinya dalam bermacam-macam lagu di mini album ini, sebut saja “Batas cinta” merupakan cerminan kekecewaan yang dalam semacam lagu dendam, terinspirasi dari orang yang mengingkari janji yang dia buat sendiri, terlihat banget gambaran dukanya dari musiknya yang ‘dark’ tapi tetap enak didengar. Sentuhan rock gitar masi jelas berdiri di sela-sela balutan music techno yang dalam di sepanjang lagu ini.

“Bukan cinta” merupakan salah satu stok lagu sedih lainnya di “free my soul” ini, bercerita tentang dua sejoli yang sudah lama menjalin hubungan, bermacam intrik yang terjadi sepanjang perjalanan cinta membuat mereka sadar bahwa ternyata yang mereka rasakan bukanlah cinta yang sebenarnya.

“Entah” adalah lagu lama dari masa-masa Jannu ngeband yang disempurnakan lagi untuk melengkapi album perdananya. Lagu easy listening tentang kebingungan seseorang tentang perasaannya, kenapa bisa jatuh cinta lagi untuk kesekian kalinya setelah beberapa kali putus nyambung dan sakit hati.

Track selanjutnya, “Sudahlah”, sesuai dengan judulnya lagu ini bercerita tentang dua anak manusia yang sudah lama menjalani kehidupan bersama-sama namun kandas di tengah jalan, nasib mempertemukan mereka kembali beberapa tahun kemudian, namun ketika meminta untuk kembali ke pelukan rupanya cinta itu bertepuk sebelah tangan, ya sudahlah..

“Suka-suka”, single upbeat ini bercerita tentang egoisnya manusia di jaman yang serba instan ini, sesukanya dalam menjalani hidup khususnya hubungan antara 2 (dua) anak manusia yang tidak mau terikat dengan komitmen.

Sekali lagi denting piano yang tegas khas japanesse pop music mewarnai salah satu karya Jannu yang upbeat, judul “Tak Seharusnya” dipilih untuk mengungkapkan penyesalan, bercerita tentang seseorang yang kecewa dan merasa sudah diberi ‘angin’ oleh pujaan hatinya namun ternyata di akhir cerita sadar dia bertepuk sebelah tangan dan bersiap meninggalkannya.

Satu warna segar diantara 7 lagu lainnya, music balad akustik dikemas apik dalam track berikutnya, “Wajahnya” merupakan gambaran jatuh cinta Jannu pada seseorang yang baru saja dia temui, sangat mirip seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Lirik dengan bahasa Inggris diselipkan tanpa member kesan norak. Ada cerita di balik proses lahirnya single ini, dalam kondisi mati lampu Jannu berusaha mengais notasi dalam cahaya sorot lampu handphone yang memperlihatkan foto gadis yang dia temui sebelumnya, dan terciptalah lagu apik ini..

Jannu, jujur dengan diri sendiri untuk menuangkan kreatifitasnya dalam mini album perdana ini. “Free My Soul” semoga bisa diterima masyarakat sebagai salah satu soundtrack hidup untuk menemani hari-harinya.

Lets See… apakah Jannu bisa menarik perhatian public dengan sosoknya yang fresh dan riang?